Indonesia -
Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau.
Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11
derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat
garis bujur timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan
Australia/Oceania. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi.
Berbagai
macam keindahan alam yang dimiliki Indonesia banyak yang diangkat
untuk menjadi daya tarik dalam sebuah film, baik itu film nasional
maupun film yang berasal dari luar negeri . Meskipun terkadang
beberapa dari film film tersebut kurang dalam segi pendapatan karena
kalah pamor dengan film film absurd yang justru lebih menarik perhatian
masyarakat awam.
Berhubung salah satu tema Kaskus bulan ini adalah
Bumi , maka dari itu kali ini ane posting 10 Film yang Menampilkan
Keindahan Alam Indonesia. Check this out gans :
1. Laskar Pelangi
Sebuah
adaptasi sinema dari novel fenomenal “Laskar Pelangi” karya Andrea
Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Hari pertama
pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat
menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan
(Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang
terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid
yang mendaftar, sekolah akan ditutup.
Hari itu, Harun, seorang murid
istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama
Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
5
tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan
keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di
antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal
(Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan
kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
2. Lost In Papua
Di
pedalaman rimba Papua, Rangga (Edo Borne) beserta timnya menjalankan
sebuah misi eksplorasi mencari titik tambang. Tanpa mereka sadari telah
memasuki wilayah terlarang yang dikenal dengan sebutan RKT 2000. Tak
berapa lama, terjadilah sebuah petaka yang menyebabkan hilangnya anggota
tim satu persatu.
Tiga tahun kemudian. Nadya (Fanny Fabriana),
mantan tunangan Rangga, masih terbayang dengan kejadian di Papua itu.
Disisi lain, David (Fauzy Baadillah) yang pernah di campakkan Nadia,
masih terus mengejar Nadya dengan segala cara. Nadya tak menghiraukan
David dan mencoba menjauhinya dengan menerima tugas ke Papua yang di
berikan oleh bosnya, Pak Wijaya (Didi Petet), yang tak lain adalah ayah
David, dan juga Kayla (Fahrani), teman Nadya.
Nadya, David dan
Kayla berangkat ke Papua membawa sebuah titipan cinderamata dari
kakeknya (Piet Pagau) untuk kepala suku Korowai yang pernah
menyelamatkan nyawanya di masa perjuangan lalu. Nadya yang baru pertama
kali datang ke Papua, jatuh cinta dengan keindahan alamnya. Namun
dibalik itu, misteri hilangnya Rangga masih terus membayangi Nadya, lalu
berangkatlah David, Kayla dan Nadya mencari Rangga ke Suku Korowai.
3. Negeri 5 Menara
Alif
lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di
luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di
rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi
berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik
bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju
sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka
walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti
perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di
Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda
wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia
terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak
menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang
melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi
seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai,
Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya,
Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah
menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib
sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata
belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian
masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak
tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau
setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
4. Eat, Pray, Love
Film
yang bercerita tentang perjalanan seorang perempuan yang mengelilingi
dunia untuk menemukan jati dirinya setelah perceraian ini juga
merupakan film yang sangat ditunggu di Indonesia. Hal ini tidak lain
karena mengambil keindahan Bali sebagai salah satu lokasi syuting film
yang diarahkan oleh Ryan Murphy.
Sementara banyak film besar
Hollywood mengambil tema fiksi, bintang-bintang Eat Pray love, Julia
Roberts dan Javier Bardem mengatakan film mereka berbeda karena
diangkat dari kisah nyata. Dan dalam beberapa hal diakui Julia dan
Bardem telah merubah kehidupan mereka sendiri.
5. Ekspedisi Madewa
Sebuah
film Action-Adventure yang menitik-beratkan tema kepahlawanan modern
yang cukup sederhana dan gampang dicerna oleh penonton segala umur namun
penuh intrik-intrik kejadian dan visualisasi yang bertaraf box-office
skala regional. Dengan berlatar-belakang eksplorasi keindahan flora dan
fauna alam Indonesia serta suatu legenda kebudayaan bangsa kita, film
ini berusaha mengangkat sebuah genre film yang terus-terang tidak
pernah sebelumnya di jamah dan digarap secara kolosal oleh
sineas-sineas bangsa kita.
Film ini menceritakan tentang pengalaman
seorang Ahli Ekspedisi muda bernama Tiro Mandawa (Tora Sudiro) yang
tanpa sengaja menemukan sebuah artifak kuno misterius saat sedang
memandu sebuah misi penggalian purbakala. Tanpa disengaja, penemuan
Tiro itu akan mengakibatkan berbagai rangkaian kejadian yang nantinya
mengarah pada sebuah petualangan terbesar dalam hidupnya. Artifak itu
dipercaya sebagai sebuah potongan terakhir dari sebuah prasasti kuno
yang berkaitan dengan seuntai cerita rakyat kuno Indonesia. Sebuah
legenda yang tersurat secara turun-temurun, dari mulut ke mulut jauh
sebelum masa kita di bumi pertiwi ini. Sebuah legenda tentang kebaikan
dan kejahatan.
6. Tanah Air Beta
Tahun
1998. Timor-Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus
terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap
berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke
Timor Timur. Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu
keluarga yang menerima konflik tersebut. Merry (Griffit Patricia)
memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di
sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana (Alexandra Gottardo).
Mereka
berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di
Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan
pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa
Kaunang).
Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya,
Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang
adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul
Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo
meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang
relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai
Mauro.
7. The Mirror Never Lies
Kekayaan
kehidupan laut di Wakatobi dan kebijakan local suku Bajo direkam dan
divisualisasikan lewat film drama tentang seorang gadis kecil bernama,
Pakis (12) berusaha menemukan sang ayah yang hilang ketika berada di
lautan. Pakis melakukan ritual suku Bajo di mana mereka percaya dengan
menggunakan cermin, Pakis berharap dan terus menanti melihat bayangan
ayahnya. Namun, apa yang diharapkannya tak kunjung terlihat. Harapan
Pakis tersebut sering dihancurkan oleh ibunya, Tayung yang mencoba
menutupi kejadian yang sebenarnya. Penyangkalan yang dilakukan Tayung
membuat ia memakai bedak putih di wajahnya, sebuah tradisi di suku Bajo.
Meskipun coba untuk dihancurkan oleh ibunya, namun harapan Pakis tetap
besar. Bersama sahabat karibnya, Lumo, Pakis terus mencari jawaban di
Laut Wakatobi. Persoalan dan konflik Pakis dengan ibunya semakin pelik
ketika Tudo, seorang peneliti lumba-lumba muncul kedalam hidup mereka.
Ke empat karakter ini kemudian saling berinteraksi di kehidupan
sehari-hari dan mereka juga punya penafsiran masing-masing terhadap
laut. Namun, mereka sepakat bahwa lautlah yang membantu mereka menemukan
jati diri mereka.
8. Denias – Senandung di Atas Awan
Film
ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua
yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh
setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini
merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama
Janias.
Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku
peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia.Sebuah film yang dapat
membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri
ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi
diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal. Dalam film ini juga
dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan
begitu indahnya.
9. 3 Hari Untuk Selamanya
Yusuf
adalah seorang pemuda usia 21 tahun yang serius. Atas ajakan sepupunya
Ambar, yang lebih muda (19 th) dan lebih liar perilakunya, Yusuf
setuju pergi meninggalkan acara keluarga mereka untuk minum-minum di
klub malam.
Keesokan harinya mereka terbangun dan menemukan bahwa
mereka telah tertinggal pesawat dan acara keluarga mereka yang lain di
kota lain. Dengan mengendarai mobil keluarga, perjalanan yang semula
mereka kira bisa dihabiskan dalam waktu satu hari berubah menjadi 3
hari. Yang di mana di ke-3 hari itu mereka dihadapkan pada banyak hal,
orang-orang yang aneh dan diskusi panjang soal seks, agama, dan
pernikahan, sementara mereka semakin dekat hampir melebihi sepupunya.
10. Petualangan Sherina
Ayah
Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur
pertanian, mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina
ikut pindah ke Bandung Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat
musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan,
Ardiwilaga (Didi Petet).
Hal ini diketahui Sherina saat
berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua
anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak
Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto),
yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.
Dalam
film ini banyak scene yang menampilkan keindahan alam di kota Bandung
khususnya Lembang plus keindahan kebun teh dan Observatorium Bosscha.
Itulah
gans 10 Film yang Menampilkan Keindahan Alam Indonesia. Kalau dari
kesepuluh film itu ada yang belum ente tonton, ane saranin untuk segiera
menonton gans, selain view yang ditampilkan sangat indah, semoga saja
dengan menonton film film yang ane sebut kita semua bisa makin bangga
menjadi warga negara Indonesia tercinta ini
<!--more-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar